WHAT'S NEW?
Loading...

Teknologi Salibu dapat meningkatkan produksi padi Nasional



Indonesia merupakan negara penghasil beras, karena konsumsi nasi paling tinggi. Kebutuhan beras nasional meningkat pula sejalan dengan meningkatnya penduduk negara dari tiap tahunnya. Namun, disisi lain pembangunan sektor non-pertanian terus digalakkan hingga melebihi kapasitas yang seharusnya. Ini sangat berpengaruh terhadap produksi beras nasional nantinya.

Lahan tanam kian sempit dipenuhi dengan gedung-gedung yang tinggi, tidak sadar bahwa sesungguhnya sektor pertanian lah yang perlu digalakkan, mengingat konsumsi penduduk Indonesia mayoritas adalah nasi. Sampai-sampai ada asumsi yang mengatakan bahwa "belum dikatakan makan jika belum makan nasi". Akhir-akhir ini permasalahan tersebut tidak dihiraukan lagi oleh para petani padi, karena ada inovasi teknologi yang dapat menjadi jalan keluar permasalahan tersebut.



Teknologi Padi Salibu merupakan salah satu inovasi teknologi padi yang dapat meningkatkan produksi padi sawah dan produktivitas lahan melalui peningkatan produksi per MT (Masa Tanam) dan peningkatan IP (Indeks Panen) per tahunnya. Teknologi Salibu adalah suatu teknologi budidaya tanaman padi dengan memanfaatkan batang bawah padi setelah panen sebagai penghasil tunas/anakan padi yang akan dipelihara sampai panen. Tidak ada proses penanaman bibit padi lagi, inilah fungsi tunas/anakan padi tadi sebagai pengganti bibit padi.



Beberapa indikator pengaruh teknologi salibu antara lain :
  • Varietas induk yang digunakan,
  • Tinggi pemotongan batang sisa panen, 
  • Kondisi air tanah setelah panen, 
  • Penjarangan, 
  • Penyisipan/penyulaman, dan 
  • Pemupukan

Tinggi pemotongan batang bawah setelah panen juga berpengaruh terhadap kualitas tunas/anakan yang tumbuh. Akibatnya, hasil padi saat panen juga berpengaruh. Berdasarkan penelitian, pada pemotongan dengan tinggi 8-10 cm hanya menghasilkan padi sekitar 6,8 ton/hektar. Sedangkan pada pemotongan dengan tinggi 3-5 cm menghasilkan padi lebih tinggi, yakni sekitar 7,7 ton/hektar. Dapat disimpulkan bahwa pemotongan batang bawah juga akan sangat berpengaru, tidak boleh terlalu tinggi, apalagi terlalu rendah.

Pemupukan setelah tunas/anakan padi tumbuh juga perlu diadakan. Hal tersebut bertujuan untuk membantu tanah dalam menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk yang sangat dianjurkan tentunya pupuk organik, agar unsur hara mikro dan makronya tercukupi.

Untuk mencapai swasembada pangan, seperti yang telah digalakkan oleh pemerintah pengaplikasian teknologi salibu ini sangat efektif. Dengan lahan pertanian yang semakin sempit, tidak perlu sistem tanam pindah setelah panen. Masa tanam padi 1 kali bisa mencapai panen 2 sampai 3 kali. Sungguh menarik inovasi ini. Kendati demikian, penerapan teknologi ini belum bisa sampai ke seluruh petani di Indonesia.
Semoga bermanfaat :)

Baca juga Sistem tanam Jarwo super
Cara hasilkan uang di popCash disini

0 comments:

Post a Comment