Kambing Boerka Puslitbangnak

Beternak kambing memang tergolong mudah dan lumayan profit. Apalagi bila memelihara kambing lokal, beberapa orang mengatakan lebih memilih beternak kambing lokal, seperti kambing kacang. Alasannya berbagai hal, ada yang berasumsi bahwa kambing ini mudah dirawat, beranak banyak, tidak rewel, tahan banting, dan mampu beradaptasi dalam keadaan iklim yang sering berubah.

Namun, salah satu kelemahan kambing lokal jenis kambing kacang ini adalah lambat dalam pertumbuhannya jika dibandingkan dengan jenis-jenis kambing impor. Nah, inilah yang menjadi salah satu kendala para peternak kambing lokal yang satu ini. Akibatnya, output yang dadapatkan tidak sesuai dengan keinginan peternak.

Melihat fenomena yang seperti itu, PUSLITBANGNAK dalam beberapa tahun ini mencoba untuk berinovasi dengan menyilangkan kambing kacang (lokal) dengan kambing boer (impor). Dan ternyata berhasil, hasilnya secara fisik kambing kacang tersebut tampak bongsor yang tadinya kecil mungil. Kambing tersebut dinamakan kambing Boerka. Nama yang diambil dari Boer dan Kacang.

Berdasarkan keterangan, sifat dari kambing Boerka itu sendiri adalah sebagai berikut :
1. Pertumbuhan cepat,
2. Bobot lahirnya lebih berat 40 persen,
3. Laju pertumbuhan 45 persen (jantan)  dan 40 persen (betina),
4. Umur panen siap potong 12-18 bulan dengan estimasi berat sekitar 26-36 kilogram/ekor.

Yang lebih menguntungkan lagi adalah, kambing Boerka ini mewarisi sifat asal kambing Kacang, yakni tahan banting dalam segala cuaca. Peternak tidak perlu khawatir dengan masalah tersebut. Dalam hal pemasaran dirasa tidak sulit untuk mendapatkan pesanan daging, karena tekstur dan rasa dari daging kambing Boerka ini sendiri tidak jauh dari kambing Kacang.

Selain itu, bissa dipastikan bahwa daging kambing Boerka ini bisa menembus pasar ekspor. Hal tersebut didukung dari bobot yang dihasilkan dari per ekornya saja sudah memenuhi kriteria pasar ekspor. Maka dari itu, PUSLITBANGNAK saat ini sedang berupaya untuk mensosialisasikan jenis kambing silangan ini untuk dibudidayakan oleh masyarakat sekitar. Tentunya bekerja sama dengan Dinas Peternakan setempat. Sukses terus untuk Pertanian Indonesia.

Baca juga Jenis-jenis Kambing