WHAT'S NEW?
Loading...

Hama dan Penyakit Cabai Saat Musim Hujan



Cabai merupakan tanaman sayuran buah yang sangat digemari oleh masyarakat. Selain karena memang sudah kebutuhan, prospek berbisnis tanaman hortikultura yang satu ini memang sangat menjanjikan. Sangat jarang harga cabai, baik cabai merah, cabai rawit, maupun cabai keriting mengalami penurunan harga yang drastis. Kebanyakan yang terjadi adalah mahalnya harga yang ada akibat permintaan yang banyak namun ketersediaan cabai sendiri tidak memungkinkan.

Berbicara tentang karakteristik dari cabai itu sendiri, pada dasarnya merupakan tanaman yang handal dan tangguh dalam segala musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan seperti saat ini. Ditambah lagi dengan hadirnya beberapa varietas cabai yang memang dimodifikasi untuk tahan cuaca yang tidak stabil. Banyak benih-benih cabai yang telah diciptakan untuk mampu tumbuh optimal disegala musim.

Pada dasarnya, budidaya cabai di musim kemarau maupun musim penghujan sama-sama memiliki resiko kegagalan panen, hanya saja indikator penyebab kegagalannya pasti berbeda. Jika musim kemarau penyebab kegagalannya adalah kekurangan air, sebaliknya jika musim penghujan adalah kelebihan air. Namun yang lebih utama adalah cuaca yang tidak kondusif, hujan tinggi disertai dengan tingkat kelembaban udara yang tinggi pula dapat memicu tumbuhnya organisme pengganggu tanaman (OPT). Yang harus diwaspadai adalah serangan hama dan penyakit yang intensitas serangannya lebih tinggi pasa saat musim penghujan. Berikut jenis hama dan penyakit tanaman cabai pada saat musim hujan.

Hama dan Penyakit Cabai diMusim Penghujan
Hama Jangkrik. Hama ini menyerang saat musim hujan dengan memakan pangkal batang yang masih muda pada saat malam hari. Biasanya target tanaman yang dirusak adalah tanaman yang baru pindah tanam pertama. Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan menutup rapat lubang tanam, supaya antara mulsa plastik dan tanah tidak berongga. Cara ini cukup mampu meminimalisir serangan hama jangkrik tersebut.



Ulat Grayak (Spodoptera litura). Ulat ini sangat agresif dalam menyerang tanaman cabai. sering disebut sebagai ulat tentara, karena menyerang dengan jumlah besar/berkelompok. Target sasarannya adalah daun, baik yang masih muda maupun yang sudah tua. Kondisi terparah adalah ketika serangan tersebut hingga menghabiskan daun tanaman cabai. Pencegahannya dengan cara penyiangan segala bentuk gulma dan rumput liar yang dapat menjadi media hidup ulat grayak. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida kimia, namun dengan dosis yang normal.

Ingin dapat penghasilan dari internet? Gabung langsung gratis disni


Lalat Buah. Lalat buah ini sangat lazim pada tanaman cabai yang sudah berbuah. Target utamanya tentu buah cabai dengan cara menususkkan ovipositornya ke dalam buah cabai untuk menyimpan telurnya, kemudian menetas dalam bentuk larva. Daging buah cabailah yang menjadi makanan larva-larva tersebut. Akibatnya, buah cabai membusuk, menguning, dan akhirnya rontok sebelum panen. Pencegahannya dengan cara pemasangan perangkap, baik dalam bentuk traktan maupun lem perekat lalat. Sedangkan jika sudah terkena lalat buah pengendaliannya dengan penyemprotan insektisida yang berhubungan dengan pengendalian lalat buah, biasanya di pagi hari.



Ulat buah (Helicoverpa sp). Ulat buah menyerang buah cabai yang masih muda, memakan daging buah hingga akhirnya menguning, dan rontok sebelum panen. Pencegahannya dengan cara sanitasi kebun dan penyemprotan insektisida kimia.



Penyakit Antraknosa (C. capsici). Penyakit ini disebabkan oleh cendawan C. capsici. Menyerang tanaman cabai dengan menginfeksi jaringan buah dan membentuk bercak coklat kehitaman dan pada akhirnya menjadi busuk lunak. Pada bagian tengah bercak terdapat bintik-bintik hitam yang merupakan koloni dari cendawan tersebut. Petani biasa menyebutnya dengan patek, api-api, dan lain-lain. Pencegahan dengan cara merendam benih yang akan ditanam dengan air hangat dan fungisida. Lakukan penyemprotan sejak awal terbentuk buah sebagai antisipasi pencegahan. Tanam dengan jarak yang tidak terlalu berdekatan, agar tidak lembab. Jika sudah terserang, segera lakukan pemusnahan buah cabai yang terserang.

Penyakit Busuk Phytophthora. Disebabkan oleh cendawan Phytophthora capsici dan infestans. Gejalanya biasanya dengan cara menyerang saluran jaringan, seperti akar, batang, ranting, daun, dan buah cabai. Pada akar, akar akan membusuk, lembek dan berwarna kecoklatan. Pada batang, batang akan membusuk pula, berwarna kehitaman dan kulit batang mudah terkelupas. Pada daun, daun membusuk, berwarna kehitaman dan lunak. Sedangkan pada buah, tangkai buah akan membusuk berwarna coklat kehitaman dan rontok. Pencegahan dengan cara sanitasi kebun, pengaturan jarak tanam yang terlalu dekat, mencabut/memusnahkan tanaman yang terjangkit penyakit, dan penyemprotan fungisidakimia dengan konsentrasi tertentu.

Kunci dari semua usaha budidaya yang baik adalah dengan merencanakan semua kegiatan yang akan dilakukan. Pemilihan benih yang baik dan intensif, pengendalian OPT, dan bisa menggunakan pestisida kontak maupun sistemik. Jika perlu gunakan perekat untuk mencegah tercucinya pestisida yang menempel di tanaman akibat air hujan. Demikian artikel tentang Hama dan Penyakit Cabai Saat Musim Hujan. Semoga bermanfaat :)

Baca juga Cara Membuat EM4 Sendiri
kumpulin dollar lewat adf.ly, caranya klik link https://join-adf.ly/12704525

0 comments:

Post a Comment